<ul><li>Semua manajer teknis harus memiliki pengalaman praktis. Misalnya, manajer perangkat lunak harus menghabiskan minimal 20% waktunya untuk coding. Anda tidak membutuhkan jenderal yang tidak tahu cara menggunakan pedang.</li><li>Rasa persaudaraan itu berbahaya. Ini membuat sulit bagi orang untuk menantang pekerjaan orang lain.</li><li>Tidak masalah untuk salah. Hanya saja janganlah percaya diri saat salah.</li><li>Jangan pernah meminta pasukan Anda untuk melakukan sesuatu yang Anda sendiri tidak mau lakukan.</li></ul>

Point Tambahan #1

Apakah ini memberikan value outcome?Menghapus terlebih dahulu, menambahkan kemudian:Dengan cara ini, kita dapat menghilangkan langkah-langkah yang tidak perlu atau pemborosan, dan fokus pada hal yang benar-benar penting.

Langkah #2: Hapus

Algoritma Musk, sebuah proses 5 langkah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemecahan masalah dan inovasi.Oleh Walter Isaacson dalam bukunya "Elon Musk"Apa saja itu? Lets learn...

Algoritma Elon Musk (Bahasa Indonesia)

Siapa yang melakukannya (subjek)?Langkah pertama adalah mempertanyakan setiap persyaratan dan memastikan setiap persyaratan dilengkapi dengan nama pembuatnya atau yang melakukannya.Tanyakan apa yang di lakukan, persyaratannya, dll.Tujuannya adalah membuat sesuatu lebih efektif dan mudah kedepannya.

Langkah #1: Pertanyakan

Apa yang bisa di Otomatisasi?Elon Musk mengakui kesalahannya dalam mencoba mengotomatisasi setiap langkah di pabrik-pabrik Nevada dan Fremont.Ia menyadari bahwa seharusnya ia menunggu sampai semua persyaratan dipertanyakan, bagian dan proses dihapus, dan masalah-masalah diperbaiki sebelum mengotomatisasi proses-prosesnya.

Langkah #5: Melakukan Otomatisasi

Apa yang bisa di simplifikasi & optimasi?Langkah ketiga dalam Algoritma Musk adalah menyederhanakan dan mengoptimalkan bagian atau proses yang tetap penting atau berharga.Tujuannya adalah untuk menghemat 100 persen waktu, usaha, atau biaya dengan mengeliminasi sesuatu yang tidak menciptakan nilai.

Langkah #3: Sederhanakan & Optimasi

Apa yang bisa di percepat? Tujuan dari mempercepat waktu siklus adalah untuk meningkatkan kecepatan produksi dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk beralih dari memproduksi satu widget ke widget lainnya.

Langkah #4: Akselerasi Siklus

<ul><li>Jangan hanya bertemu dengan manajer, bertemu dengan level di bawah mereka saat menyelesaikan masalah.</li><li>Utamakan sikap saat merekrut, karena keterampilan dapat diajarkan tetapi sikap lebih sulit untuk diubah.</li><li>Jalankan dengan rasa mendesak yang besar.</li><li>Ikuti hukum fisika karena konsisten, tetapi hal lain bisa berubah.</li></ul>

Point Tambahan #2

Kerangka kerja dapat di jadikan inspirasi untuk proses bisnis.

From the author of Steve Jobs and other bestselling biographies, this is the astonishingly intimate story of the most fascinating and controversial innovator of our era—a rule-breaking visionary who helped to lead the world into the era of electric vehicles, private space exploration, and artificial intelligence. Oh, and took over Twitter. When Elon Musk was a kid in South Africa, he was regularly beaten by bullies. One day a group pushed him down some concrete steps and kicked him until his face was a swollen ball of flesh. He was in the hospital for a week. But the physical scars were minor compared to the emotional ones inflicted by his father, an engineer, rogue, and charismatic fantasist. His father’s impact on his psyche would linger. He developed into a tough yet vulnerable man-child, prone to abrupt Jekyll-and-Hyde mood swings, with an exceedingly high tolerance for risk, a craving for drama, an epic sense of mission, and a maniacal intensity that was callous and at times destructive. At the beginning of 2022—after a year marked by SpaceX launching thirty-one rockets into orbit, Tesla selling a million cars, and him becoming the richest man on earth—Musk spoke ruefully about his compulsion to stir up dramas. “I need to shift my mindset away from being in crisis mode, which it has been for about fourteen years now, or arguably most of my life,” he said. It was a wistful comment, not a New Year’s resolution. Even as he said it, he was secretly buying up shares of Twitter, the world’s ultimate playground. Over the years, whenever he was in a dark place, his mind went back to being bullied on the playground. Now he had the chance to own the playground. For two years, Isaacson shadowed Musk, attended his meetings, walked his factories with him, and spent hours interviewing him, his family, friends, coworkers, and adversaries. The result is the revealing inside story, filled with amazing tales of triumphs and turmoil, that addresses the question: are the demons that drive Musk also what it takes to drive innovation and progress?

productivity

Productivity

technologyandthefuture

Technology & The Future

startup

Startups

books

Books

artificialintelligence

Artificial Intelligence

Walter Isaacson, a professor of history at Tulane, has been CEO of the Aspen Institute, chair of CNN, and editor of Time. He is the author of 'Leonardo da Vinci; The Innovators; Steve Jobs; Einstein: His Life and Universe; Benjamin Franklin: An American Life; and Kissinger: A Biography, and the coauthor of The Wise Men: Six Friends and the World They Made. Visit him at Isaacson.Tulane.edu and on Twitter at @WalterIsaacson