Sang Pemuda, POV Dong Ho, orang ke-dua<ul><li>Dong Ho mencari jenazah Jong Dae di tempat dikumpulkannya para jenazah.</li><li>Bertemu Kim Eun Sook, siswi kelas 3 SMA; Im Seon Joo, buruh; Kim Jin Soo, mahasiswa.</li><li>Mereka semua pemuda yang berdemonstrasi di Gwangju untuk menggulingkan pemerintahan Chun Doo Hwan.</li><li>Jong Dae punya kakak perempuan bernama Jong Mi.</li><li>Jong Mi menghilang lebih dulu, Jong Dae dan Dong Ho mencari Jong Mi.</li><li>Jong Dae tertembak oleh tentara di malam hari.</li></ul>

Burung Kecil, 1980

Kawan Sang Pemuda, POV Jong Dae (arwah), orang ke-satu<ul><li>Jong Dae bisa melihat tubuhnya sendiri ditumpuk dgn mayat² lain </li><li>Ia mengingat saat ia masih hidup dan kakaknya Jong Mi yang menghilang.</li><li>Ia melihat tentara mengumpulkan mayat² untuk dibakar.</li><li>Jong Dae pergi dari tempat itu dan sampai ke tempat Dong Ho, melihat Dong Ho telah mati.</li></ul>

Napas Hitam, 1980

Sang Tahanan, POV teman Kim Jin Soo, orang ke-satu<ul><li>Aku bertemu Jin Soo di penjara saat mereka ditangkap dan diinterogasi.</li><li>Aku menceritakan berbagai penyiksaan yang dialami para tahanan.</li><li>Jin Soo merupakan aktivis, ia tidak pergi walaupun tahu tentata akan datang sehingga ia akhirnya tertangkap.</li><li>Setelah keluar dari penjara, aku dan Jin Soo beberapa kali bertemu, mereka masih punya rasa trauma.</li><li>Aku sudah lama tidak bertemu Jin Soo lalu mendapat kabar Jin Soo sudah mati karena bunuh diri.</li><li>Seorang Professor menelepon aku, mengajak bertemu untuk mengajukan pertanyaan untuk autopsi psikologis.</li></ul>

Besi dan Darah, 1990

Sang Gadis Buruh, POV Im Seon Joo, orang ke-dua<ul><li>Seon Joo sudah bekerja sebagai buruh dari usia muda.</li><li>Ia bertemu dengan Kak Seung Hee, pelopor gerakan buruh wanita.</li><li>Seon Joo diminta wawancara oleh Yoonakan penulis buku ttg peristiwa Gwangju.</li><li>Seon Joo sudah menolak tapi Yoon mengirimkan perekam dan kaset juga transkrip pertanyaan supaya Seon Joo merasa nyaman berbicara sendiri.</li><li>Seon Joo masih trauma dan bermimpi buruk teringat penyiksaan oleh tentara Gwangju.</li><li>Seon Joo tertangkap bersama Seung Hee saat itu.</li><li>Setelah bebas, mereka masih sering bertemu.</li><li>Seon Joo akhirnya tdk menjadi saksi peristiwa Gwangju.</li></ul>

Bola Mata Malam, 2002

Ibunda Sang Pemuda, POV ibu Dong Ho, orang ke-satu<ul><li>Ibu Dong Ho mengenang saat Dong Ho masih hidup.</li><li>Dong Ho punya 2 kakak laki², ayah, ibu.</li><li>Ibu Dong Ho bergabung dalam asosiasi keluarga korban.</li><li>Ibu Dong Ho mengingat kakak beradik Jong Mi-Jong Dae yang hilang yang tinggal di kamar yg ia sewakan.</li><li>Ayah Jong Mi Jong Dae tinggal sementara di kamar itu dan terus mencari anaknya.</li><li>Ayahnya tidak memasukkan anak²nya ke daftar orang hilang.</li><li>Ia melakukan protes bersama anggota lain kepada tersangka Gwangju.</li><li>Ayahnya meninggal beberapa lama kemudian.</li></ul>

Ke Arah Bunga Merekah, 2010

Sang Penulis, POV Dong Ho, orang ke-satu<ul><li>Penulis, Han Kang masih berusia 10 tahun saat peristiwa Gwangju terjadi.</li><li>Ia mengingat pada saat itu orang dewasa sering berbicara lirih dan ia tidak dapat mendengar apa yang dibicarakan.</li><li>Rumah penulis sempat didatangi 2 lelaki yang memeriksa rumahnya dini hari. Ibunya bilang mereka adalah agen properti.</li><li>Penulis mencuri dengar pembicaraan keluarganya tentang perlakuan tentara pada para pendemo.</li><li>Penulis melakukan riset untuk menulis buku ini dengan mengunjungi kembali rumahnya dulu di Gwangju.</li><li>Ia mewawancarai kakak Dong Ho yang sekarang adalah guru bimbel.</li></ul>

Lampu Berselimut Salju, 2013

Sang Penyunting, POV Kim Eun Sook, orang ke-tiga<ul><li>Eun Sook yang bekerja di penerbitan bekerja sama dengan penerjemah untuk menerbitkan buku tentang peristiwa Gwangju.</li><li>Penerjemah itu sedang dicari oleh penyidik.</li><li>Buku akan dicetak di sebuah percetakan milik kerabat direktur Park. Ia adalah teman SMA penerjemah. Wakil Divisi Yoon, bawahan Nona Park.</li><li>Eun Sook datang ke lembaga sensor untuk menyunting buku.</li><li>Halaman yang disensor sangat banyak sehingga tidak mungkin untuk diterbitkan.</li><li>Buku itu akhirnya dijadikan naskah drama dan ditampilkan dalam teater oleh para pemuda.</li></ul>

Tujuh Tamparan, 1985

From the internationally bestselling author of The Vegetarian, a “rare and astonishing” (The Observer) portrait of political unrest and the universal struggle for justice. In the midst of a violent student uprising in South Korea, a young boy named Dong-ho is shockingly killed. The story of this tragic episode unfolds in a sequence of interconnected chapters as the victims and the bereaved encounter suppression, denial, and the echoing agony of the massacre. From Dong-ho’s best friend who meets his own fateful end; to an editor struggling against censorship; to a prisoner and a factory worker, each suffering from traumatic memories; and to Dong-ho's own grief-stricken mother; and through their collective heartbreak and acts of hope is the tale of a brutalized people in search of a voice. An award-winning, controversial bestseller, Human Acts is a timeless, pointillist portrait of an historic event with reverberations still being felt today, by turns tracing the harsh reality of oppression and the resounding, extraordinary poetry of humanity. Shortlisted for the International Dublin Literary Award Amazon, 100 Best Books of 2017 The Atlantic, “The Best Books We Read in 2017” San Francisco Chronicle, “Best of 2017: 100 Recommended Books” NPR Book Concierge, 2017’s Great Reads Library Journal, “Best Books of 2017” Huffington Post, “Best Fiction Books of 2017” Medium, Kong Tsung-gan’s “Best Human Rights Books of 2017”

books

Books

From the internationally bestselling author of The Vegetarian, a “rare and astonishing” (The Observer) portrait of political unrest and the universal struggle for justice. “Compulsively readable, universally relevant, and deeply resonant . . . in equal parts beautiful and urgent.”—The New York Times Book Review   Shortlisted for the International Dublin Literary Award • One of the Best Books of the Year: The Atlantic, San Francisco Chronicle, NPR, HuffPost, Medium, Library Journal Amid a violent student uprising in South Korea, a young boy named Dong-ho is shockingly killed.   The story of this tragic episode unfolds in a sequence of interconnected chapters as the victims and the bereaved encounter suppression, denial, and the echoing agony of the massacre. From Dong-ho’s best friend who meets his own fateful end; to an editor struggling against censorship; to a prisoner and a factory worker, each suffering from traumatic memories; and to Dong-ho's own grief-stricken mother; and through their collective heartbreak and acts of hope is the tale of a brutalized people in search of a voice.   An award-winning, controversial bestseller, Human Acts is a timeless, pointillist portrait of an historic event with reverberations still being felt today, by turns tracing the harsh reality of oppression and the resounding, extraordinary poetry of humanity.