<ul><li>You can do anything, but remember ; do it responsibly, do with full awarness that you will be fully responsible for the decisions you make.</li><li>Focus on something that makes us grow, make us stronger and empowered</li><li>Search your ikigai (passion)</li><li>Desain your life not others life</li><li>In order to love who you are, you cannot hate the experiences that shaped you</li></ul> hopefully this point gonna make you better and go out from your comfort zone.

Point for make yourself better

Your twenties are the times you are supposed to be fighting it out

Ask this question to yourself :<ul><li>What you love ?</li><li>What you good at ?</li><li>What the worlds need ?</li><li>What you can be paid for ?</li></ul>

How to find Ikigai (Passion)

<ol><li>Learning</li><li>Take an action</li><li>Review</li><li>Improve</li></ol>

How to improve your skills

ÒMas, gimana kalau passion gue belum menghasilkan?Ó ÒMas, apakah lebih baik jadi generalis atau spesialis?Ó ÒMas, gue pengin bisa ganti haluan karier di bidang yang lain, bisakah? ÒMas, gue lagi di tengah-tengah quarter-life crisis. Help me.Ó ÒMas, gue bingung ikigai gue apa.Ó ÒMas, emang di usia 30 nanti, secara finansial gue udah mesti punya apa aja?Ó ÒMas, berbagi dong proses lo menuju ke Rp1M pertama.Ó I feel you. Gue juga pernah mengalami keresahan yang sama. Faktanya, satu dekade pertama dalam perjalanan karier gue dihabiskan untuk bereksperimen dengan sembilan macam role yang berbeda, sampai akhirnya gue menemukan ikigai. Sales, petugas lelang, operator alat berat, travel blogger, food photographer, penyanyi, social media manager, product manager di sebuah tech startup, sampai pengusaha pernah gue jalani. Menariknya, semua kegalauan dan pencarian itu mulai terjawab dengan sendirinya ketika gue bisa menjawab pertanyaan: ÒWho are you?Ó Ketika gue mengenal diri sendiri, maka pada titik itulah gue menemukan jawaban bahwa Òyour life (career, business, relationship, and finance) should be an extension of who you areÓ. Buku ini nggak ngasih jawaban langsung, tapi ngebantu merefleksi diri, melihat ke dalam, mengurai situasi, supaya lo bisa menemukan sendiri jawaban, kapan pun lo bertemu dengan persimpangan.

ÒMas, gimana kalau passion gue belum menghasilkan?Ó ÒMas, apakah lebih baik jadi generalis atau spesialis?Ó ÒMas, gue pengin bisa ganti haluan karier di bidang yang lain, bisakah? ÒMas, gue lagi di tengah-tengah quarter-life crisis. Help me.Ó ÒMas, gue bingung ikigai gue apa.Ó ÒMas, emang di usia 30 nanti, secara finansial gue udah mesti punya apa aja?Ó ÒMas, berbagi dong proses lo menuju ke Rp1M pertama.Ó I feel you. Gue juga pernah mengalami keresahan yang sama. Faktanya, satu dekade pertama dalam perjalanan karier gue dihabiskan untuk bereksperimen dengan sembilan macam role yang berbeda, sampai akhirnya gue menemukan ikigai. Sales, petugas lelang, operator alat berat, travel blogger, food photographer, penyanyi, social media manager, product manager di sebuah tech startup, sampai pengusaha pernah gue jalani. Menariknya, semua kegalauan dan pencarian itu mulai terjawab dengan sendirinya ketika gue bisa menjawab pertanyaan: ÒWho are you?Ó Ketika gue mengenal diri sendiri, maka pada titik itulah gue menemukan jawaban bahwa Òyour life (career, business, relationship, and finance) should be an extension of who you areÓ. Buku ini nggak ngasih jawaban langsung, tapi ngebantu merefleksi diri, melihat ke dalam, mengurai situasi, supaya lo bisa menemukan sendiri jawaban, kapan pun lo bertemu dengan persimpangan.

personaldevelopment

Personal Development

books

Books

Fellexandro Ruby